Mukidi Lagi, Lagi-lagi Mukidi...

Siapakah Mukidi? Kenapa ada cerita lucu tentang Mukidi yang begitu viral di grup Whatsapp, Line dan BBM? Bahkan di twitter pun ada akun @ceritamukidi.

Mukidi adalah sebuah tokoh fiktif seperti Abunawas dalam cerita-cerita lucu yang terkenal dengan judul 1001 malam. Mukidi menjadi viral karena mengangkat beberapa kumpulan cerita lucu dengan berbagai latar.

Cerita Mukidi bersumber dari sebuah blog bernama Cerita Mukidi dengan akun twitter @CeritaMukidi. Lalu darimana asalnya Mukidi? Dijelaskan dalam blog bahwa Mukidi berasal dari Cilacap, Jawa Tengah. Tipikal orang yang biasa saja, mudah akrab dengan siapa saja.
Selain cerita lucu tentang Mukidi ada juga lho beberapa gambar gokil berupa meme Mukidi yang lucu banget dan sayang untuk di lewatkan. Meme Mukidi ini dapat dijadikan sebagai DP BBM, foto profil Line dan Whatsapp serta dapat di download secara gratis.

Mukidi dikisahkan punya seorang istri bernama Markonah yang punya kehidupan sama ajaibnya dengan dia. Mukidi dan Markonah punya dua orang anak yakni Mukirin yang sudah remaja dan Mukiran yang masih duduk di bangku SD.

Mukidi sendiri juga punya teman bernama Wakijan dan Samingan. Berpusat pada kehidupan sehari-hari Mukidi, cerita yang dituturkan cukup sederhana tapi mengundang humor kocak yang mampu bikin kamu bergelak saat membacanya.

Karena berdasarkan dari narasi blog, maka bisa dipastikan jika sosok Mukidi yang fenomenal itu sampai sejauh ini adalah tokoh fiksi. Yang unik, jika kamu membaca seluruh isi blog Cerita Mukidi, rupanya bukan hanya humor saja yang ditawarkan sang penulis.

Karena ada juga tausiyah agama dan pesan-pesan moral penting. Jadi, apakah Mukidi yang sebenarnya itu adalah sang penulis blog?

Ada banyak cerita Mukidi yang kini telah tersebar, mulai dari Mukidi Tanya Dokter Soal Kondom, Mukidi Nyari Uang Kembalian, dan masih banyak lagi.
Berikut beberapa Kumpulan Cerita Lucu Mukidi
JUDUL CERITA LUCU: NAIK UNTA

Mukidi lagi melancong ke Arab, seperti orang Indonesia yang lainnya. Dia juga ikut tour naik unta. Tapi unta di Arab tidak seperti unta di Indonesia, ketika Mukidi bilang, “duduk” dan unta langsung duduk.

Namun lain kejadiannya. Unta di Arab, walaupun Mukidi sudah bilang: “Duduk, sit.. sit, jongkok, diuk.”
Sang unta tetap berdiri, dan akibatnya Mukidi tidak bisa naik.
Pawang Unta (PU): “Bilang Assalamualaikum, baru unta duduk.”
Mukidi: “Asalamualaikum” langsung onta duduk, Mukidi naik, unta langsung berdiri lagi.
Mukidi: “Jalan.. jalan..” unta tetap diam. Dipukul pukul punggungnya, unta tetap tidak mau jalan.
PU :”Bilang Bismillah “
Mukidi : “Bismillah”
Onta jalan, Mukidi senang jalan naik unta dengan Pawang Unta berjalan di sampingnya.
Tak lama kemudian Mukidi bertanya, “Pawang. Bagaimana cara nyuruh untanya lari ya?”
PU: “Bilang aja Alhamdulilah”
Mukidi : “Alhamdulilah.” Dan unta pun berlari.
Mukidi senang sekali. Saking senangnya Mukidi bilang lagi “Alhamdulilah.” Dan si unta berlari tambah kencang, dan si Pawang Unta makin ketinggalan.
Ketika Mukidi sudah jauh si Pawang Unta baru ingat, belum memberi tahu caranya onta berhenti. Dari jauh PU berteriak: “Kalo mau berhenti bilang Innalillahi..”
Karena sudah jauh Mukidi tidak mendengar. Dan si unta terus berlari dengan kencang. Sampai akhirnya di kejauhan Mukidi melihat di depan ada jurang yang sangat dalam. Mukidi ketakutan, dan mencoba menghentikan onta: “Stop, stop, stoooop, stooop, oop, oop..!!”

Unta tetap berlari, jurang sudah terpampang di depan mata. “Mati gue!” kata Mukidi. Tahu dia akan jatuh kejurang dan mati.
Dalam kepanikannya dia berteriak: “Innalillahi..!!” sambil memejamkan mata pasrah. Unta mendadak berhenti. Dan ketika Mukidi membuka mata. Dia melihat persis di tepi jurang. Saking senangnya tidak jadi mati, Mukidi berteriak: “Alhamdullilah!”

JUDUL CERITA LUCU: NO MERCY

Mukidi melihat mbah Kartinem sedang kebingungan di kantor pos.
“Bisa saya bantu nek?”
“Tolong pasangin perangko sama tulis alamatnya nak.”
“Ada lagi nek?”
“Bisa bantuin tulis isi suratnya sekalian?” Mukidi mengangguk. Si mbah lalu mendiktekan surat sampai selesai.
“Cukup nek?”
“Satu lagi nak. Tolong di bawah ditulis: maaf tulisan nenek jelek.”

JUDUL CERITA LUCU: MASIH SALAH

Wakijan sudah insyaf dan mulai rajin ngaji.
“Mas Wakijan, sholat Subuh ada berapa rakaat?” Ustad ngetes.
“4, ustad!”
“Mas Wakijan pulang dulu deh, cari jawaban yang benar.”
Di tengah jalan Wakijan ketemu Mukidi sahabatnya: “Di, menurut kamu sholat Subuh ada berapa rakaat?”
“Ya 2 lah.”
“Wah payah dah, mendingan lu pulang deh. Belajar lagi.”
“Emang kenapa?”
“Nah gue bilang 4 aja masih salah, apalagi 2?”

JUDUL CERITA LUCU: BU MARKONAH

Cak Mukidi ke pasar, mau kulineran rujak cingur yang penjualnya ibu-ibu asal Madura bertubuh montok bernama Bu Markonah.

“Buk, rujak satu, berapa?” tanya Cak Mukidi.
“Sepoloh rebu..cak..,” kata Bu Markonah.
Selesai dibungkus, Cak Mukidi bayar dengan uang Rp 20.000. Markonah bilang, “Cak… tangan saya lagi belepotan, kembaliannya ambil sendiri di sini ya,” kata Markonah sambil menunjuk belahan dada atas.
Tanpa ragu-ragu Cak Mukidi merogoh karena orang Madura memang biasa menaruh segala macem di sana pikirnya. “Nggak ada..Bu.” kata Cak Mukidi.

Buk Markonah kasih instruksi, “Lebih dalam lagi, terus, terus. Ke kanan, ke kiri.”
Cak Mukdi: “Nggak ada…Buk.”
“Ya sudah,” kata Buk Markonah.
“Lah terus mana kembalian saya????” tanya Cak Mukidi bingung.
Buk Markonah dengan enteng berkata, “Ongkos rogoh-rogoh sepoloh rebu Cak, sampeyan kira goh-rogoh nang njero kutang ku gratis.”
Mukidi hanya garuk-garuk kepala sambil nyengir mendengar Bu Markonah

JUDUL CERITA LUCU: EFEK KOSMETIK

Menjelang Idul Fitri Markonah tertarik membeli kosmetik mahal asli Paris bukan beli dari MLM seperti teman-temannya. Kosmetik ajaib yang lebih mahal dari Bobbi Brown, Stila, dan Mac menurut salesgirlnya memberi garansi, pemakainya akan tampil jauh lebih muda dari usianya.

Setelah berjam-jam duduk di depan meja rias, mengoleskan kosmetik ‘ajaib’ nya, dia bertanya kepada Mukidi, sang suami:
“Mas, sejujurnya berapa tahun kira-kira usiaku sekarang?”
Mukidi memandang lekat-lekat istrinya tercinta.
“Kalau dilihat dari kulitmu, usiamu 20 tahun; rambutmu, hm…18 tahun….penampilanmu; 25 tahun…”
“Ah mas Mukidi pasti cuman menggoda,” Markonah tersipu manja.
“Tunggu dulu sayang, saya ambil kalkulator….. saya jumlahkan dulu ya…..”

CERITA LUCU TERBARU: MUKIDI DAN GAJAH

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Bel sekolah berbunyi dan para siswa pun langsung berlarian memasuki kelasnya masing-masing. Termasuk Mukidi.

Mukidi memang sangat dikenal oleh para guru di sekolah itu. Anaknya sih enggak bandel-bandel amat. Namun dia sangat populer sebagai anak yang nyebelin banget.

Siang itu Mukidi duduk di paling depan. Karena salah satu bangku teman yang ada di depan tidak masuk. Maka dari itu Mukidi berniat duduk di paling depan. Kebetulan pelajaran hari itu adalah pelajaran Bahasa Indonesia.
Ini adalah mata pelajaran yang paling disukai oleh Mukidi. Nah pada kesempatan itu, Guru Mukidi berkeinginan untuk membuat tebak-tebakan nama hewan. Berikut dialognya

Guru: "Anak-anak, apa nama binatang yang dimulai dengan huruf G ?".
Mukidi berdiri dan menjawab: "Gajah, bu guru !"
Guru: "Bagus, pertanyaan berikutnya. Apa nama binatang yang dimulai dengan huruf 'D' ?"
Semua murid diam, tapi Mukidi kembali berdiri: "Dua gajah, Bu Guru..."
....gerrr sekelas
Guru: "Mukidi, kamu berdiri di pojok sana !
Ayo anak-anak kita lanjutkan. Pertanyaan berikut, binatang apa yang dimulai dengan huruf "M"?

Semua murid diam.
Tapi lagi-lagi Mukidi menjawab dengan tenang, "Mungkin Gajah..."
Guru: "Mukidi, kamu keluar dan berdiri di depan pintu !"
Mukidi keluar dengan suuedihhh. Guru melanjutkan.
Guru: "Pertanyaan terakhir. Anak-anak, binatang apa yang dimulai dengan huruf "J"?
semua diam.
Tak lama sayup-sayup terdengar suara Mukidi dari luar kelas
Mukidi: "Jangan-jangan Gajah"
Saking kesalnya, Bu Guru menyuruh Mukidi pulang....
Guru: "Sekarang anak-anak, binatang apa yang diawali dengan huruf P ?"
Sekali lagi semua murid terdiam.
Tiba-tiba HP bu Guru berdering.
Guru: "Ya hallo..."
HP: "Maaf bu, saya Mukidi. Jawabannya: Pasti Gajah"

CERITA LUCU TERBARU: TERNYATA MUKIDI TERLALU SAYANG SAMA ISTRINYA

Suatu hari istri Mukidi akan melahirkan anak pertama mereka.
Mukidi pun buru-buru ke rumah sakit dan disuruh masuk untuk menyaksikan proses persalinan
Setelah persalinan selesai Mukidi pun mengecup kening istrinya sambil berkata:
Mukidi: Alhamdulillah... anak kita perempuan, makasih yaa, sayaang...
Istri: Iyaa, kang
Mukidi: Sakit yaa, sayang...?
Istri: Iyaa kang...sakiit banget!
Mukidi: Yaaank... aku sayaaang banget sama kamu... aku ga tega
Istri: Iyaa kang...!
Mukidi: Nanti kalau untuk anak kedua titip sama yang lain aja yaaa... jangan dari kamu lagi, aku ga tega, yaang.
Istri: ...??????????...

CERITA LUCU TERBARU: SETELAH MUKIDI SUKSES DAN PUNYA ANAK CUCU

Suatu malam, mbah Mukidi yang sudah berusia 85 tahun telpon ke dokter pribadinya.
"Dokter, ada yang aneh dengan toilet saya. Setiap malam waktu saya mau kencing, lampunya langsung nyala sendiri begitu saya buka pintunya."
Sang dokter menjawab, "Mbah, Embah istirahat saja deh, nanti saya perbaiki." Kata si dokter, mencoba menenangkan Mbah Mukidi.
Karena merasa ada yang aneh, kemudian si dokter menelpon keluarga si Embah, dan yang mengangkat putri bungsunya, Sheilla namanya.
"Halloo Dik Sheilla, tadi Mbahmu memberitahu bahwa lampu toiletnya langsung menyala saat pintunya dibuka, apa memang kamar mandi dipasang lampu otomatis ?"
Mendengar hal ini, Sheilla langsung berteriak,
"Mamah... Kakak ... Mbok Ijah ... Papah kencing di kulkas lagi tuhhh..."

Dokter: "Waduhhhh..."

CERITA LUCU TERBARU: MUKIDI NONTON BIOSKOP

Jam 8 pagi di kantor bioskop.

Kriiiiing! telepon di meja kantor bioskop XXl berbunyi.
Mukidi: "Halloow Mas.... saya mau nanya, bioskop buka jam berapa.... ?"
Penjaga: "Jam satu Mas.
Mukidi: "Bisa buka jam sembilan tidak mas?"
Penjaga: "Gak bisa. Biasa jam satu bukanya."
Jam 11, telepon bunyi lagi.
Mukidi: "Hallow..... Jam berapa bukanya bioskop?"
Penjaga: "Kamu yang telepon tadi ya, Mas? Kan sudah dikasih tau.. bukanya jam 1"
Mukidi : "Jam 12 tidak bisa, Mas?"
Penjaga: "Tidak bisa! Emang bioskopnya Mbahmu apa!"
Mukidi: "Nawar sedikit saja, Mas. Enggak apa-apa sudah, setengah satu saja ya?"
Penjaga: [dongkol] "Sebenarnya kamu mau nonton film apa tho, kok telepon terus-terusan?"
Mukidi: [sambil menangis] "Saya ini sebenarnya di dalam bioskop, Mas. Tadi malam pas nonton pilem ketiduran. Tolong, Mas, bukakan pintunya. Saya pengin pulang."

CERITA LUCU TERBARU: MUKIDI LAGI MUKIDI LAGI

Ternyata Markonah, istri Mukidi, masih perawan. Dia pergi ke dokter kandungan untuk periksa.
Waktu dokter mau periksa bagian dalam, terjadi percakapan:
Markonah: “Hati-hati periksanya ya, dok, saya masih perawan lho…”
Dokter: “Lho… katanya ibu sudah kawin-cerai 3x, mana bisa masih perawan…?? ”
Markonah: “Gini lho Dok, eks suami saya yang pertama ternyata impoten…...!!”
Dokter: “Oh begitu… tapi suami ibu yang kedua tidak impoten kan....?”
Markonah: “Betul Dok, cuma dia gay, jadi saya tidak pernah diapa-apain sama dia…”
Dokter: “Lalu suami ibu yang ketiga si Mukidi tidak impoten dan bukan gay kan....?”
Markonah: “Betul Dok, tapi ternyata dia itu orang partai…”
Dokter: “Lalu apa hubungannya dengan keperawanan ibu…??”
Markonah: “Dia? cuma janji-janji saja Dok, tidak pernah ada realisasinya..... Jadi cuma dicontreng aja, gak dicoblos......!!!

CERITA LUCU TERBARU: MUKIDI MERDEKA

Jaya adalah tetangga Mukidi, tapi mereka tak pernah rukun. Mukidi merasa Jaya adalah saingannya.
Jika Jaya beli sepeda baru, Mukidi tidak mau kalah. Mukidi ya beli sepeda baru juga.
Ketika menjelang Lebaran, rumah Jaya dicat merah. Besoknya, Mukidi mengecat dengan warna merah juga.
Karena kini 17 Agustus-an, Jaya memasang spanduk di depan rumah bertulisan "INDONESIA TETAP JAYA".
Hati Mukidi panas dan memasang spanduk juga dengan tulisan "INDONESIA TETAP MUKIDI"

CERITA LUCU TERBARU: MUKIDI IKUT LOMBA NYANYI LAGU HARI KEMERDEKAAN

Mukidi: "Enam belas Agustus tahun empat lima...".
Juri: "Salah itu..., ulangi !".
Mukidi: "Enam belas Agustus tahun empat lima...".
Juri : "Salah..., kesempatan terakhir!"
Mukidi: "Saya ndak salah pak, sampean dengar saya nyanyi dulu".
Akhirnya juri serius mendengarkan Mukidi bernyanyi.
Mukidi: "Enam belas Agustus tahun empat lima..., BESOKNYA hari Kemerdekaan kita..."

CERITA LUCU TERBARU: AYAM GORENG

Dalam keadaan lapar, Mukidi masuk ke sebuah rumah makan. Ia memesan ayam goreng. Tak lama kemudian sebuah ayam goreng utuh tersaji. Baru saja Mukidi hendak memegangnya, seorang pelayan datang tergopoh-gopoh.

"Maaf Mas, kami salah menyajikan. Ayam goreng ini pesanan bapak pelanggan yang di sana," kata pelayan sambil menunjuk seorang pria berbadan kekar dan berwajah preman.

Akan tetapi karena sudah terlanjur lapar, Mukidi ngotot bahwa ayam goreng itu adalah haknya.

Pria bertampang preman itu segera menghampiri meja Mukidi dan menggertaknya.

"AWAS kalau kamu berani menyentuh ayam itu...!!! Apa pun yang kamu lakukan kepada ayam goreng itu, akan aku lakukan kepadamu. Kamu potong kaki ayam itu, aku potong kakimu. Kamu putus lehernya, aku putus lehermu..!!!"

Mendengar ancaman seperti itu, Mukidi hanya tersenyum sinis sambil berkata, "Silakan! siapa takut?"

Lalu Mukidi segera mengangkat ayam goreng itu dan menjilat pantatnya.

CERITA LUCU TERBARU: MUKIDI LAGI..OH... MUKIDI

MUKIDI yang asli Madura, sedang berlibur ke Jakarta.
Dia keliling Jakarta dengan naik metromini.
Dia mengamati segala yg terjadi di dalam metromini. Termasuk kernet dan penumpang bus tersebut.
Tak lama kemudian si kernet bilang: "Dirman.. Dirman.. Dirman.." (tanda bahwa bus sampai di Jalan Sudirman)
Lalu seorang penumpang laki-laki teriak: "kiri..!"
Dan turunlah penumpang tersebut..
Selang berapa lama kernet teriak: "Kartini.. Kartini.. Kartini.."
Seorang cewek muda nyeletuk: "kiri..!", lalu cewek tsb pun turun..

Beberapa lama kernet itu teriak lagi: "Wahidin.. Wahidin.. Wahidin.."
Adalagi cowok yang bilang: "Kiri!"
Tak selang lama si kernet teriak lagi: "Gatot Subrotooo! Gatot Subrotooo!"
Seorang pemuda ganteng berkumis tebal menjawab: "Kirii..!!"
Maka turunlah si kumis itu.
Maka....
Tinggallah seorang diri MUKIDI dalam bus. Dengan hati jengkel dia colek si kernet, dengan nada marah MUKIDI bilang:
"Korang ajjar sampiyan ya... Daari tadi orang-orang sampiyan panggil. Lhaaa nama saya ndak sampiyan nggil panggil! Kalo begini, kaaapan saya toron?!!!"
Untung si kernet tanggap..
"Siapa nama Bapak..?"
"Namaku MUKIDI", jawabnya.
Si kernet langsung teriak: "MUKIDI. MUKIDI.. MUKIDI.. !!!"
MUKIDI pun lega dan berkata: "Naaaah.. Beggiitu..!! Kirri...!"
Maka turunlah MUKIDI di jalan tol.
Bagi yang menemukan MUKIDI harap menghubungi keluarganya di Sumenep.

CERITA LUCU TERBARU: MAAF, MUKIDI MUNCUL LAGI

Guru bertanya: "Anak-anak... Siapa yg mau masuk surga..?"
Serempak anak-anak menjawab "Sayaaaa..!"
Mukidi yang duduk di belakang diam saja..
Bu guru bertanya lagi: "Siapa yang mau masuk neraka..??"
Anak-anak: "Tidak mauuuu....!!!" Mukidi tetap diam saja.
Bu guru mendekat: "Mukidi, kamu mau masuk surga atau neraka...?
Mukidi: "Tidak kedua- duanya bu guru..."
Bu guru: "Kenapa..?"
Mukidi: "Habis waktu ayah saya mau meninggal, beliau berpesan, 'Mukidi, apa pun yang terjadi kamu harus masuk TENTARA...!"


Selain tokoh fiktif Mukidi, ternyata orang yang bernaa Mukidi memang benar ada.
Beliau Adalah Mukidi (42) seorang pengusaha kopi.



"Ha..ha..ha..saya tertawa juga, dan ambil hikmahnya saja," begitu reaksi pertama kali dari seorang pria bernama asli Mukidi (42), warga Dusun Jambon, Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, ketika menanggapi humor "Mukidi" yang belakangan viral di media sosial.
Pria yang berprofesi sebagai petani kopi itu sama sekali tidak keberatan ketika nama Mukidi menjadi bahan cerita lelucon netizen. Meskipun tokoh Mukidi dalam cerita-cerita yang beredar itu bukan bersumber dari namanya.
Ia justru merasa diuntungkan karena usaha kopi yang juga diberi nama "Kopi Mukidi" itu menjadi semakin terkenal. Padahal merk tersebut diciptakan jauh sebelum demam Mukidi mewabah di kalangan netizen.
"Belum sampai mendongkrak penjualan, tapi ini mulai ada yang pesen kopi," ucapnya, Jumat (26/8/2016) sore.
Keluarga dan teman-temannya pun sebagian besar merespon positif adanya cerita lucu Mukidi. Banyak diantaranya yang kemudian menyapa dan bertanya kepada dirinya, baik langsung maupun melalui media sosial, perihal namanya yang kebetulan sama dengan tokoh Mukidi.
"Keluarga, teman-teman, pada ketawa. Saya ambil positifnya saja," ucapnya tersenyum
Bahkan, beberapa hari terakhir akun facebook pribadinya tiba-tiba "kebanjiran" permintaan pertemanan. Hal ini tentu tidak biasa terjadi pada hari-hari sebelumnya.
"Yang Add facebook saya banyak sekali, dalam sehari kurang lebih 40 orang (akun) di facebook," ujar Mukidi.
Tidak hanya itu, dirinya juga sudah beberapa kali menerima permintaan wawancara dari wartawan berbagai media massa terkait namanya tersebut. Sekali lagi Mukidi merasa senang dan bangga menyandang nama pemberian kedua orang tuanya itu.
Mukidi yang asli Temanggung ini merupakan seorang petani dan pengusaha kopi khas lereng Sumbing. Ia merupakan sosok petani visioner yang bercita-cita agar semua petani kopi di tanah kelahirannya menjadi petani yang mandiri.
Petani mandiri adalah petani yang dengan usahanya sendiri mengelola pertaniannya. Mulai dari olah lahan, penanamam, kemasan produk hingga pemasarannya. Mukidi juga berjuang mengembangkan metode olah tanah berbasis konservasi atau pelestarian lingkungan.
"Selama ini petani hanya mencangkul lalu tanahnya dibuang. Kebanyakan tidak mengenal terasering sehingga tingkat erosi permukaan tanah jadi tinggi. Petani juga sering kali berorientasi pada hasil bukan pada konsep," katanya.
Empat tahun lalu, suami dari Sumi (31) itu mulai merintis usaha kopi hasil racikannya sendiri. Ada Kopi Jawa, Kopi Lamsi, Kopi Lanang dan yang diunggulkan adalah Kopi Mukidi, hasil racikan kopi arabika, robusta dan excelsa.
Bapak dua putra ini juga termasuk petani berprestasi. Ia kerap menjadi narasumber berbagai pertemuan tentang pertanian serta menjadi pelopor kelompok tani Mandiri di Temanggung.
Sederet penghargaan pernah diraih Mukidi, sebut saja penghargaan Liputan 6 Award 2013 atas dedikasinya berkarya dan menginspirasi kategori lingkungan hidup.
Juga, Juara III Kopi Robusta pada Kontes Kopi Asosiasi Eksportir Kopi tahun 2014. Dia juga masuk 20 besar peserta terbaik pada kontes kopi di Banyuwangi.
Terakhir, Mukidi mewakili Temanggung menjadi peserta kontes kopi spesialti Indonesia ke-7 di Amerika 2015 lalu.

No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *