Kontroversi perihal penolakan menyalatkan jenazah pembela penista agama semakin meluas di Jakarta. Salah satunya, seperti yang terjadi pada almarhumah Hindun (78), yang kabarnya tidak ada yang mau menyalatkan jenazahnya.
Ardi, cucu Hindun, menyampaikan neneknya memilih Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat. Ardi mengaku, neneknya tidak bisa keluar rumah, sehingga petugas TPS datang ke rumahnya.
Sunengsih anak bungsu Hindun. |
Pada saat pemilihan di rumah Hindun, azas Langsung Umum Bebas Rahasia (LUBER) seperti yang diwajibkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI tidak berlaku, sehingga kertas langsung diberikan ke Hindun dan dicoblos sesuai pilihannya dan diketahui oleh petugas TPS kala itu.
"Mereka bilang hujan deras saat mau menyalatkan jenazah ibu saya, Itu enggak bener. Saat itu cuma gerimis hujannya, itu juga sewaktu jenazah dimasukkan ke kubur saja. Saya anaknya kok, saya sendiri yang mengurus pemakaman ibu saya dibantu sama teman saya," kata Neneng, putri bungsu Hindun.
Sementara itu ketika disambangi di rumah Abdul Rachman, Ketua RT 09/05 Karet Raya, Kuningan, Jakarta Selatan. Abdul menjelaskan, tidak ada penolakan sama sekali dari warga untuk menyalatkan jenazah Hindun.
"Semua warga RT sini kalau ada kejadian meninggal di rumah, bisa disalatkan di rumah, bisa di musala. Jadi enggak ada penolakan dari warga," kata Abdul.
Abdul menegaskan dirinya dan warga sekitar tempat Hindun tinggal sama sekali tidak mempermasalahkan pilihan Hindun saat Pilkada beberapa waktu lalu. Menyalatkan jenazah baginya adalah suatu kewajiban bagi seluruh umat muslim.
"Mau milih siapa juga tetap kita salatin, bukan masalah itu kok," tutupnya.
Baca juga : Karir Hancur Versus Karir Gemilang Semua Gara-Gara Ucapan
No comments:
Post a Comment