Sebuah praktik yang sangat aneh di antara beberapa masyarakat Kenya yaitu sunatan wanita. Sunatan wanita ini sangat tidak disarankan dan siapa pun yang melakukan praktek itu harus bertanggungjawab dan siap untuk dipenjara. Namun tetap saja masih ada orang-orang yang melakukannya secara diam-diam karena keyakinan mereka.
Di antara komunitas Kisii, Tradisi sunatan wanita telah sangat jarang dilakukan karena masyarakat saat ini sudah lebih paham tentang hal yang sama.
Tradisi Sunatan Wanita Kenya |
Tapi apakah Anda tahu mengapa itu dilakukan dan mengapa orang-orang yang masih melakukannya? Secara konservatif dipercaya bahwa dengan memotong-motong alat kelamin seorang anak gadis, keaktifan seksualnya akan sangat dijinakkan. Girls dimutilasi untuk membuat mereka secara seksual kurang aktif.
7. Membakar Orang Yang Diduga Penyihir
Tradisi ini hanya terjadi di Kisi, Kenya. Penyihir yang dicurigai ditangkap dan dibakar. Sihir antara orang-orang Kisii diyakini menjadi sumber dari segala kemalangan yang menimpa masyarakat.
Tapi yang paling aneh adalah bahwa kebanyakan orang percaya bahwa penyihir adalah orang-orang tua di masyarakat. Jadi setiap saat mereka mencurigai satu mereka menghukum mati mereka tanpa dilakukan pemeriksaan mendalam dengan cara membakar dan menghancurkan properti mereka.
Seorang tersangka digantung tidak selalu diizinkan untuk dikubur di desa. Warga akan selalu keberatan ini dan apa yang terjadi sebagian besar adalah bahwa sisa-sisa mereka dimakamkan di pemakaman pemerintah.
Pada tahun 2009, isu dan tradisi ini sering kali terjadi di wilayah Kisii karena hampir setiap orang tua adalah tersangka. Pemerintah setempat pun berusaha meredam kejadian ini ketika sejumlah dari mereka kehilangan nyawa mereka melalui hukuman mati tanpa pengadilan.
Ini terjadi di beberapa bagian Nyanza dan terutama di kalangan masyarakat Luo dan Kuria Migori dan Homa Bay Counties. Meskipun sejak saat itu telah dihapuskan, ada orang-orang yang menemukan kesenangan dalam praktek ini.
Mereka telanjang dan berjalan sepanjang malam sebelum kembali ke rumah mereka saat fajar menanti.
9. Upacara Sunatan
Bagi para remaja pria ada tradisi sunatan juga, namun bedanya tradisi ini dilakukan dengan upacara dan ditonton oleh para penduduk kampung tsb.
Upacara sunatan di kalangan masyarakat Bukusu di Kenya Barat adalah salah satu kejadian paling aneh yang menemukan jalan mereka ke dalam daftar ini.
Di sini, anak-anak muda telanjang, mengenakan kain pinggang dan cat tubuh mereka dengan abu. Mereka kemudian berpindah dari satu desa ke desa lain saat mereka menari dan bernyanyi. Mereka juga mengalami kondisi yang sangat keras sebelum kulup mereka dipotong. Di antaranya termasuk duduk di air dingin, mencambuk dan yang brutal disunat.
Sebelum sunatan dilakukan para pemuda Bukusu melakukan ritual berendam diri di air kali. Selama berendam merekah harus melakukan ritual ini tanpa berkedip. Selanjutnya Pemuda Bukusu akan dikawal oleh warga desa saat berjalan menuju tempat ritual sunatan dan ini dilakukan tanpa busana oleh remaja yang akan disunat.
Ritual selanjutnya yaitu para pemuda akan dioleskan lumpur dan beberapa pemuda Bukusu berdiri dan menunggu untuk dioleskan tubuhnya dengan lumpur oleh pembawa ritual ini. Dalam ritual ini juga diiringi tarian tradisional suku Luhya yang dibawakan oleh anak-anak Bukusu.
Setelah berendam dikali dan diolesi lumpur, Ayah dari remaja Bukusu yang akan memimpin acara ritual di depan putranya yang telah siap menjalani sunatan. Dan kemudian pemuda tersebut disunat di hadapan orang tuanya dan warga sekitar yang menyaksikannya.
10. Mengubur Orang Mati
Sekilas terdengar biasa namun perbedaannya adalah posisi mayat yang dikuburkan tsb. Berbeda dengan cara yang biasa menguburkan orang mati melihat ke atas, masyarakat Teso mengubur rekan mereka yang mati berbaring menyamping dengan telapak tangan menggenggam di bawah pipi. Tubuh kemudian dihadapkan ke rumah almarhum.
Masyarakat Teso percaya bahwa menempatkan tubuh dengan cara ini memberikan ketenangan buat almarhum.
Baca Juga : 10 Makanan Yang Terbuat Dari Kotoran, Muntah dan Ludah. Siapa Sangka Kita Sendiri Pernah Memakannya
No comments:
Post a Comment